Translate

Jumat, 03 November 2023

Tulisan Ilmiah Populer tentang Kebhinnekaan dan Perdamaian (Antar Umat Beragama)

 “Bhinneka Tunggal Ika”, itulah semboyan negara kita. “Ketuhanan Yang Maha Esa”, itu adalah sila pertama dari Pancasila, falsafah negara kita. Indonesia sebagai negara yang majemuk, mulai dari berbagai suku bangsa, bahasa, budaya, ras, hingga–yang akan difokuskan topiknya dalam artikel ini yaitu–agama dan keyakinan, idealnya dapat hidup rukun dan harmonis karena dibimbing oleh falsafah Pancasila. 


Meskipun Indonesia adalah negara sekuler, namun negara kita tetap tidak mengabaikan pentingnya peran karunia dan rahmat Tuhan dalam bentuk nilai-nilai moral agama untuk membimbing kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga bahkan menjadi urutan pertama dalam kelima sila Pancasila. Kita selau berdoa dan bersyukur kepada Tuhan atas nikmat kemerdekaan yang diberikan dan dalam upacara kenegaraan resmi. Jadi, Indonesia baik dalam teori maupun kenyataan juga termasuk negara yang religius. 


Akan tetapi tetap ada batasan antara ranah negara dengan ranah agama yang jumlahnya ada banyak di negeri kita. Oleh karena itu, ”Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” ditempatkan dalam urutan kedua. Maka, menurut hemat saya, prinsip filosofis yang baik adalah Ketuhanan di atas Kemanusiaan, dan Kemanusiaan di atas Agama.


Namun yang kita saksikan hingga saat ini, sebenarnya masih banyak masalah yang berkaitan dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan antar umat beragama, antar agama yang berbeda (antar agama), maupun mazhab/denominasi yang berbeda dalam lingkup satu agama (intra-agama?. Secara alamiah, di negara manapun dan di tempat apapun, seringkali terjadi kaum mayoritas mempersekusi kaum minoritas. Hal ini biasanya karena kebanyakan masyarakat awam memiliki bias, persepsi atau prasangka yang buruk terhadap komunitas agama tertentu –mereka yang berjumlah minoritas dan nampak berbeda dari kebanyakan orang–, dan masih asing juga belum mengenal secara baik. Padahal negara kita menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan, sesuai UUD 1945 Pasal 29 bab XI mengenai agama. 


Sudah saatnya negara memberikan kebebasan kepada semua penganut agama tanpa kecuali, termasuk agama-agama di luar 6 agama resmi yang diakui oleh pemerintah, karena kebebasan ini merupakan salah satu hak asasi manusia yang berasal dari hati nurani dan tidak dapat diganggu gugat.


Selama tidak mengganggu kestabilan dan keamanan negara, negara tidak berhak untuk melarang komunitas agama yang cinta damai dan bukan termasuk kultus yang berbahaya bagi keselamatan rakyat. Negara tidak boleh takut dan kalah oleh kelompok-kelompok atau ormas tertentu yang memaksakan kehendaknya sendiri.


Bersama-sama kita sebagai rakyat Indonesia dari latar belakang agama Islam, Kristem Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu bergandengan tangan, mempercayai Tuhan Yang Maha Esa sesuai sila pertama Pancasila, kita juga harus memberikan perhatian, menghargai dan melindungi berbagai denominasi atau mazhab agama yang minoritas, seperti Islam Syiah dan Ahmadiyah; Kristen Ortodoks, Mormon dan Saksi Yehuwa, maupun agama tidak resmi menurut pengakuan pemerintah, seperti agama Yahudi, agama Baha'i, agama Sikh, agama Tao, dan berbagai agama lainnya yang tidak dapat disebutkan semuanya satu persatu di sini. Selain itu, penting juga untuk mengakui beragam kepercayaan lokal dan adat yang bukan berasal dari jauh, melainkan merupakan bagian dari kekayaan budaya kita, yang sudah ada sebelum agama-agama resmi yang diakui oleh pemerintah.


Kita harus menuntut agar negara melindungi komunitas-komunitas kecil tersebut, karena mereka adalah warga negara dengan status, hak dan kewajiban yang sama seperti kita. 


Selain jaminan pengayoman dari negara, usaha yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat bertoleransi, yaitu melakukan edukasi banyak orang di kalangan akar rumput mengenai pluralisme, meningkatkan literasi tentang keberagaman agama dan mazhab serta kepercayaan tradisional yang ada di Indonesia, serta menyelenggarakan acara keakraban lintas iman agar bisa saling mengenal. Semua ini dapat berjalan lancar apabila ada dukungan dari pemerintah, dan kolaborasi antara rakyat dengan negara untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan damai, sehingga harapan kita semua sebagai rakyat yang budiman dapat terwujud, yaitu tidak terjadi lagi penganiayaan, penindasan, pengusiran, pembunuhan, dan pengungsian di negeri sendiri hanya dikarenakan perbedaan agama, perbedaan mazhab/denominasi, maupun perbedaan kepercayaan yang dianut.


Salam damai dan sejahtera untuk kita semua sesama manusia yang saling mengasihi, karena kita beriman kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Jayalah Indonesia atas berkat rahmat Allah Yang 

Maha Kuasa! Āmīn.

Sabtu, 01 Mei 2021

Hari Buruh Internasional

 Hari Buruh Internasional

penulis: Samar Ahmad (Mahasiswa JAMAI Darjah 'Ula)




Kembali lagi memasuki bulan Mei di tahun yang berbeda, untuk beberapa kalangan masyarakat mungkin tidak merasa ada yang spesial ketika memasuki bulan Mei. Namun, ada masyarakat yang sangat menantikan kedatangan bulan Mei.


Bagi buruh dan aktivis sosial, kedatangan bulan Mei secara tidak langsung juga membawa harapan akan meningkatnya tingkat kesejahteraan mereka. Apa hubungannya bulan Mei dengan kesejahteraan? Pada setiap 1 Mei diperingati Hari Buruh Internasional, mungkin bagi sebagian kalangan masyarakat libur pada hari buruh dinantikan untuk melewati hari dengan berekreasi bersama keluarga, namun tidak untuk para buruh dan aktivis sosial, karena setiap buruh di hampir seluruh negara di dunia berkumpul untuk menyampaikan aspirasi mereka.


Bagi sebagian kalangan masyarakat yang setiap tahunnya melewati hari buruh pada bulan Mei mungkin tidak mengerti apa dan bagaimana sejarah, falsafah dan hakikat memperingati hari buruh karena keapatisannya. Bahkan menjudge dengan stigma yang negatif kepada orang yang memperingati hari buruh. Mengaspirasikan ide dengan cara turun kejalan bagi sebagian kalangan diasumsikan sebagai kegiatan yang negatif, karena identik dengan adanya pencemoohan, hingga lahirnya chaos. Padahal asumsi demikian tidak sepenuhnya dapat dibenarkan, walau tidak bisa disangkal akan kenyataan adanya demonstrasi yang demikian.


Peringatan Hari Buruh Internasional yang diperingati oleh buruh seluruh dunia berangkat dari kesadaran akan ketidakselarasan upah dengan jam kerja para buruh. Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya. Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal. Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:


“Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Prancis.”


Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka. Indonesia pada tahun 1920 juga mulai memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini, dan hingga kini peringatan hari buruh internasional terus selalu di peringati di seluruh dunia pada bulan Mei.


Dari awal peringatan hari buruh diperingati kita melihat apa yang buruh aspirasikan dari tahun ke tahun tidaklah jauh berbeda perubahanya. Para buruh fokus pada meminta upah yang layak, jam kerja yang manusiawi, jaminan kesehatan dan sistem kontrak kerja. Ketidak pernah adanya kesepakatan antara perusahaan dengan buruh menyebabkan masalah ini terus saja berlarut larut, masih adanya banyak aksi tuntutan menggambarkan masih banyaknya perusahaan yang belum menemui titik kesepakatan dengan para buruh. Dua kubu yang memiliki kepentingan yang berseberangan antara perusahaan yang sudah merasa memberikan kelayakan kepada karyawanya dengan buruh yang merasa tidak diperlakukan secara manusiawi oleh perusahaan. Pemerintah di sini harusnya memainkan peranannya dalam menengahi persoalan antar kedua kubu.


Dalam kaca mata agama, Islam mendukung kemerdekaan dari semua keadaan buruk itu tetapi tidak dengan cara yang bisa menimbulkan kekacauan, chaos dan saling balas dendam¹. Dalam Al-Qur'an Allah swt berfirman: “Dan Allah tidak menyukai kerusuhan”² Dan juga Islam tidak mengingkari kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat³. Dalam hal ini jelaslah bahwa buruh memiliki hak untuk mengemukakan pendapatnya atas apa yang dirasakan buruh dan dalam negara demokrasi pula masyarakat mendapatkan tempat untuk melakukan demonstrasi menyampaikan pendapatnya. Namun yang harus diperhatikan ialah, seperti apa yang Allah swt firmankan “Dan Allah tidak menyukai kerusuhan”. Selanjutnya Hadhrat Rasulullah saw bersabda: “Berikan kepada pekerja lebih daripada hak mereka” adalah peringatan yang selalu diulang Rasulullah saw kepada para pengikut beliau. “Bayarkan hak mereka sebelum keringatnya mengering”. Jangan bebani mereka yang jadi bawahanmu dengan tugas-tugas yang engkau sendiri tidak bisa melakukanya. Sedapat mungkin berilah makan hambamu sama seperti yang engkau beri untuk keluargamu. Berikan mereka pakaian yang sama dengan yang kamu pakai. Jangan menganiaya mereka yang lemah dengan cara apapun karena engkau akan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan. Agar engkau tidak sombong, sekali-kali ajak hambamu duduk di meja yang sama dengan yang engkau dan layanilah mereka” (Berbagai Hadits). Dari hadits-hadits di atas kita melihat bagaimana Islam sangat memperhatikan keadaan keadaan para pekerja dan memberi anjuran akan sikap pengusaha. Yang terakhir, dalam Islam diatur mereka yang memegang kekuasaan harus peka terhadap kebutuhan rakyat sedemikan rupa sehingga tidak ada kebutuhan untuk membentuk kelompok penekan⁴. Rasulullah saw bersabda “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kalian pimpin”⁵. Allah swt juga berfirman dalam Al-Qur'an: “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebijaksanan kepada orang lain.”⁶. Begitulah Islam memberikan sebuah jawaban atas kemelut yang terjadi antara buruh dan perusahaan dan bagaimana harusnya pemerintah bersikap. Jika ketiga elemen (Buruh, Perusahaan, Pemerintah) ini mengindahkan maka tidaklah akan berubah apa yang kita lihat saat ini.


¹ Islam & Isu Kontemporer hal. 40

² QS Al-Baqarah : 206

³ Islam & lsu Kontemporer hal. 38

⁴ Islam& Isu Kontemporer hal. 169

⁵ HR Bukhori No 4789

⁶ QS An-Nahl : 91


Sumber: Majalah Bisyarat Edisi IX, 31 Mei 2019


Jumat, 30 April 2021

iPhone6+iOS6 Theme for MIUI 10




iPhone6+iOS6 Theme for MIUI 10


Designer:Sasha3815

https://miuithemesxiaomi.blogspot.com/2019/04/iphone-ios-6-miui-theme-download-for-miui-10.html?m=1


Uploaded on Mi Theme Store by Tushar Hasan under the name: ANDROID10 IOS6


Edited by Bima Bagus Pambudhi, file at:

https://drive.google.com/folderview?id=11cT7ojtseKXlLxY_oJGbVkdf_274bSNZ

Senin, 15 Maret 2021

Kumpulan Buku yang Telah Saya Digitalisasi

Saya sangat suka membaca, karena membaca menambah wawasan pengetahuan serta memperluas perspektif.

Saya juga memiliki kebiasaan suka berbagi. Oleh karena itu saya pun pernah berupaya untuk memindai dan mendigitalkan beberapa buku ke dalam format ebook sehingga lebih mudah diakses oleh banyak orang. Selain itu, beberapa ebook juga merupakan hasil salinan saya dari file ebook berformat aplikasi, dan hasil presentasi. Kumpulan ebook yang telah saya edit, pindai, maupun digitalisasi dapat anda akses pada tautan berikut:

Google Drive

Internet Archive


Terima kasih banyak kepada para penulis dan penerbit buku. Kredit maupun hak cipta ada pada pihak terkait dan telah dicantumkan. Dan semoga apa yang ikut saya bagikan dari berbagai pihak bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.

Selasa, 01 Desember 2020

Mengenal Islam Melalui Jamaah Muslim Ahmadiyah


ISLAM, nama yang diberikan oleh Allah untuk agama ini (QS. 5:4), adalah sebuah kata dalam bahasa Arab yang secara harfiah artinya adalah penyerahan diri dan perdamaian. ISLAM berasal dari kata bahasa Arab “Salima”: Damai, kesucian, ketundukan, penyerahan diri dan ketundukan. Jadi ‘Islam’ berarti jalan mereka yang tunduk kepada Allah dan yang membangun perdamaian dengan-Nya dan makhluk-Nya. Pengikut Islam disebut Muslim.

Islam bukanlah agama baru. Islam, pada dasarnya adalah pesan dan petunjuk yang sama yang diturunkan Allah kepada semua nabi sebelum Nabi Muhammad saw.

Allah taala berfirman:
Katakanlah, ”Kami beriman kepada Allah swt. dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim dan Ismail dan Ishak dan Yakub dan keturunannya dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan sekalian nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membedakan salah seorang di antara mereka, dan kepada-Nya kami menyerahkan diri.” (QS. 3:85)

RUKUN IMAN:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab
4. Iman kepada Rasul
5. Iman kepada Hari Kebangkitan
6. Iman kepada Qadha dan Qadar

RUKUN ISLAM:
1. Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah
2. Mendirikan Shalat
3. Membayar Zakat
4. Puasa di Bulan Ramadhan
5. Naik Haji ke Baitullah

PERTANYAAN SEPUTAR ISLAM:
1. Mengapa Saya Percaya Kepada Islam?
2. Pertanyaan-pertanyaan seputar Islam
3. Menjawab Tuduhan

ARTIKEL ISLAM:
Tujuan Agama
Mengenali Agama yang Benar
Islam – Agama yang Benar
Kemajuan Progresif karena Menganut Islam
Perlunya Agama Islam
Realitas Sempurna Agama Islam
Berkah Agama Islam
Berkah Berkelanjutan dari Islam: Tuhan Yang Hidup
Tanda-Tanda Abadi Kebenaran Islam
Islam dan Terorisme
Perspektif Islam Tentang Krisis Global

PUSTAKA TENTANG ISLAM:
Buku
Brosur
Artikel
Khotbah
Multimedia
Archive – JAI Library

SITUS WEB ISLAMI AHMADIYAH:
Al-Islam Malaysia

Warta Ahmadiyah

Majelis Khuddamul Ahmadiyah Indonesia

Lajnah Imaillah Indonesia
Islamku Keren!
Islam Rahmah
Islam Damai

Love for All ID
Ahmadi Talk
Masroor Library – Islam, Ahmadiyah, Kristologi

◽Surat ke Hudhur (Khalifatul Masih)

Candah

Rishtanata


INTERNASIONAL:
ALISLAM.ORG

Ahmadiyya Islam

Khalifatul Masih

Press Ahmadiyya

Makhzan-e-Tasaweer

Jalsa Salana

Waqf-e-Nau International
Muslim Television Ahmadiyya

The Weekly Al-Hakam

Twice Weekly Al-Fazl

Review of Religions

Why Ahmadi?

Ahmadi Answers

True Islam

Muslims for Peace

Muslim Sunrise

The Persecution of Ahmadiyya Muslim Community


Daftar lengkap: https://lnk.bio/uL8H

   


“LOVE FOR ALL, HATRED FOR NONE”
Jamaah Muslim Ahmadiyah



Sumber artikel: https://ahmadiyah.id/islam (dengan pengubahan dan penambahan)

Jumat, 02 Oktober 2020

Beberapa Ragam Tafsir dari Qur'an Suci surah Āli-‘Imran/Keluarga Imran (3) ayat 64

Al-Qur'an, Surah Āli-‘Imran/Keluarga Imran/3:64


قُلۡ يَٰٓأَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ تَعَالَوۡا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَآءٍۭ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ أَلَّا نَعۡبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشۡرِكَ بِهِۦ شَيۡئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعۡضُنَا بَعۡضًا أَرۡبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِۚ فَإِن تَوَلَّوۡا۟ فَقُولُوا۟ ٱشۡهَدُوا۟ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ 



BAHASA INDONESIA


Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”



TAFSIR JALALAYN


(Katakanlah, "Hai Ahli Kitab!) yakni Yahudi dan Nasrani (Marilah kita menuju suatu kalimat yang sama) mashdar dengan makna sifat; artinya yang serupa (di antara kami dan kamu) yakni (bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun juga dan bahwa sebagian kita tidak mengambil lainnya sebagai Tuhan selain daripada Allah) sebagaimana halnya kamu mengambil para rahib dan pendeta. (Jika mereka berpaling) jika menyeleweng dari ketauhidan (maka katakanlah olehmu) kepada mereka ('Saksikanlah bahwa kami ini beragama Islam.'") yang bertauhid.


Ayat berikut diturunkan ketika orang-orang Yahudi mengatakan bahwa Ibrahim itu seorang Yahudi dan kita adalah penganut agamanya demikian pula orang-orang Nasrani mengklaim seperti itu.



TAFSIR KEMENAG RI


(64) Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad, agar mengajak Ahli Kitab yaitu Yahudi dan Nasrani untuk berdialog secara adil dalam mencari asas-asas persamaan dari ajaran yang dibawa oleh rasul-rasul dan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, yaitu Taurat, Injil dan Al-Qur'an. Kemudian Allah menjelaskan maksud ajakan itu yaitu agar mereka tidak menyembah selain Allah yang mempunyai kekuasaan yang mutlak, yang berhak menciptakan syariat dan berhak menghalalkan dan mengharamkan, serta tidak mempersekutukan-Nya.


Ayat ini mengandung: Tauhid Uluhiyah bagi Allah, yaitu keesaan Allah seperti tersebut dalam firman-Nya: ¦ bahwa kita tidak menyembah selain Allah ¦ (Ali 'Imran/3: 64). Sifat Tauhid Rububiyah dalam firman-Nya yaitu keesaan dalam mengatur makhluk-Nya: ¦dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. ¦. (Ali 'Imran/3: 64)


Ketentuan ini disepakati oleh semua orang, dan dapat dibuktikan, Ibrahim a.s. diutus Allah untuk membawa agama tauhid, begitu juga Nabi Musa seperti terdapat dalam kitab Taurat; Allah berfirman kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Tuhan adalah sembahanmu, kamu tidak mempunyai sesembahan lain di sisi Ku, jangan kamu membuat pahatan patung, dan jangan membuat gambaran apa pun juga dari apa saja yang terdapat di langit dan di bumi, maupun yang terdapat di dalam air. Jangan kamu bersujud kepada patung-patung dan gambar-gambar serta jangan menghambakan diri kepadanya. Demikian juga Nabi Isa diutus Allah dengan membawa ajaran seperti itu. Kemudian Nabi Muhammad saw sebagai Nabi penutup, beliau diutus dengan membawa ajaran yang sama.


Di dalam Al-Qur'an terdapat firman Allah: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur¦(al-Baqarah/2: 255). Kesimpulan dari ajakan tersebut ialah: Muslimin dan Ahli Kitab sama-sama meyakini bahwa alam itu termasuk ciptaan Allah Yang Maha Esa. Dialah yang menciptakan dan mengurusnya dan Dialah yang mengutus para nabi kepada mereka, untuk menyampaikan keterangan-keterangan tentang perbuatan yang diridai dan yang tidak diridai-Nya. Kemudian Nabi Muhammad mengajak Ahli Kitab agar bersepakat untuk menegakkan prinsip-prinsip agama, menolak hal yang meragukan, yang bertentangan dengan prinsip agama. Maka apabila orang Nasrani mendapatkan keterangan dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa seperti kata-kata "Putra Tuhan" hendaklah ditakwilkan dengan takwilan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang disepakati oleh para nabi, karena kita semua tidak akan mendapatkan di antara perkataan para nabi yang bisa diartikan bahwa sesungguhnya Nabi Isa itu tuhan yang disembah. Kita juga tidak akan mendapatkan keterangan yang mengatakan bahwa Isa a.s. mengajak manusia untuk menyembah dirinya dan ibunya, melainkan Nabi Isa mengajak manusia untuk menyembah Allah Yang Esa dan dengan ikhlas beribadah kepada-Nya.


Pada mulanya, orang Yahudi beragama tauhid, kemudian terjadilah malapetaka bagi mereka, yaitu waktu mereka mengakui hukum apa saja yang ditetapkan pemimpin agama adalah sama kedudukannya dengan hukum yang datang dari Allah. Demikian juga orang-orang Nasrani menempuh jalan seperti orang-orang Yahudi. Mereka menambahkan peleburan dosa dalam agamanya. Inilah yang menjadi problematik yang sangat membahayakan dalam masyarakat orang-orang Nasrani sehingga timbul penjualan surat aflat (surat penebusan dosa) dari gereja. Dengan jalan itu mereka dapat mengumpulkan uang yang banyak. Oleh sebab itu timbullah gerakan yang menuntut perbaikan. Kelompok ini terkenal dengan istilah Protestan.


Diriwayatkan dari 'Adi bin Hatim bahwa ia berkata, "Saya datang kepada Rasulullah saw, sedangkan di leherku terdapat kalung salib yang terbuat dari emas. Kemudian Rasulullah bersabda, "Hai 'Adi, buanglah berhala itu dari lehermu". Saya pun mendengar Nabi Muhammad membaca surah at-Taubah: Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, ¦. (at-Taubah/9: 31). Kemudian 'Adi berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, mereka itu tidak menyembah pendeta-pendeta". Kemudian Rasulullah bersabda, "Bukankah mereka menghalalkan dan mengharamkan bagi kamu lalu kamu berpegang saja pada perkataan mereka?" Kemudian 'Adi menjawab, "Betul". Lalu Nabi Muhammad bersabda, "Itu penyembahan terhadap pendeta-pendeta itu." Orang Yahudi dan orang Nasrani menolak dan membangkang; dan mereka tetap pada pendiriannya, yaitu menyembah selain Allah dan mempercayai adanya tuhan-tuhan di samping Allah, yang dijadikan perantara kepada Allah. Mereka taat pada ketentuan-ketentuan mereka, baik mengenai yang dihalalkan maupun yang diharamkan oleh pendeta-pendeta itu. Allah swt memerintahkan agar orang-orang Muslim mengatakan kepada mereka bahwa, kaum Muslimin hanya menyembah Allah dan hanya taat kepada-Nya semata-mata.


Dalam ayat ini terdapat sebuah ketentuan bahwa semua masalah yang berhubungan dengan ibadah atau dengan halal dan haram, hanya ada di dalam Al-Qur'an dan Hadis, yang dijadikan pokok pegangan dalam menetapkannya, bukan pendeta pemimpin dan bukan pula pendapat ahli hukum yang kenamaan sekalipun. Sebab kalau demikian, tentulah hal itu akan menyebabkan adanya persekutuan dalam keesaan rububiyah dan penyimpangan dari petunjuk Al-Qur'an seperti tersebut dalam firman Allah: Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih. (asy-Syura/42: 21) Tersebut pula dalam firman Allah: Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram," ¦ (an-Nahl/16: 116). Adapun masalah yang tidak berkaitan langsung dengan akhirat dan ibadah, seperti urusan peradilan, dan urusan politik, Allah telah melimpahkan kekuasaan-Nya kepada manusia yang berilmu, seperti Ahlul Halli wal 'Aqdi, yaitu para ahli berbagai bidang dalam masyarakat. Maka apa yang ditetapkan mereka hendaklah ditaati selama tidak bertentangan dengan pokok-pokok agama.


Ayat ini menjadi dasar dan pokok pegangan bagi dakwah Nabi saw. untuk mengajak Ahli Kitab mempraktekkannya. Pada waktu Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam, seperti terdapat dalam surat beliau yang ditujukan kepada Heraklius dan Muqauqis dan Kisra Persia.



TAFSIR IBN KATSIR


Khitab (perintah) ini bersifat umum mencakup semua Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani serta orang-orang yang sealiran dengan mereka.


Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat."


Definisi kalimat ialah sebuah jumlah (kalimat) yang memberikan suatu faedah (pengertian). Demikian pula yang dimaksud dengan kalimat dalam ayat ini. Kemudian kalimat tersebut diperjelas pengertiannya oleh firman selanjutnya, yaitu: 


...yang tidak ada perselisihan di antara kami dan kalian.


Yakni kalimat yang adil, pertengahan, dan tidak ada perselisihan di antara kami dan kalian mengenainya. Kemudian diperjelas lagi oleh firman selanjutnya: 


...bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun.


Yaitu baik dengan berhala, salib, wasan, tagut, api atau sesuatu yang selain-Nya, melainkan kita Esakan Allah dengan menyembah-Nya semata, tanpa sekutu bagi-Nya. Hal ini merupakan seruan yang dilakukan oleh semua rasul. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:


Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami mewahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku." (Al Anbiyaa:25)


Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah tagut itu.” (An Nahl:36)


Adapun firman Allah Swt.:


...dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari Allah.


Ibnu Juraij mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebagian kita menaati sebagian yang lain dalam bermaksiat kepada Allah Swt. Sedangkan menurut Ikrimah, makna yang dimaksud ialah sebagian kita bersujud kepada sebagian yang lain.


Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah)."


Yakni jika mereka berpaling dari keadilan ini dan seruan ini, hendaklah mereka mempersaksikan kalian bahwa kalian tetap berada dalam agama Islam yang telah disyariatkan oleh Allah untuk kalian.


Kami menyebutkan di dalam syarah Bukhari pada riwayatnya yang ia ketengahkan melalui jalur Az-Zuhri, dari Ubaidillah ibnu Abdullah ibnu Atabah ibnu Mas'ud, dari Ibnu Abbas, dari Abu Sufyan tentang kisahnya ketika masuk menemui kaisar, lalu kaisar menanyakan kepadanya tentang nasab Rasulullah Saw., sifat-sifatnya, dan sepak terjangnya, serta apa yang diserukan olehnya. Lalu Abu Sufyan menceritakan hal tersebut secara keseluruhan dengan jelas dan apa adanya. Padahal ketika itu Abu Sufyan masih musyrik dan belum masuk Islam, hal ini terjadi sesudah adanya Perjanjian Hudaibiyyah dan sebelum penaklukan kota Mekah, seperti yang dijelaskan oleh hadis yang dimaksud. Juga ketika ditanyakan kepadanya, apakah Nabi Saw. pernah berbuat khianat? Maka Abu Sufyan menjawab, "Tidak. Dan kami berpisah dengannya selama suatu masa, dalam masa itu kami tidak mengetahui apa yang dilakukannya." Kemudian Abu Sufyan mengatakan, "Aku tidak dapat menambahkan suatu berita pun selain dari itu."


Tujuan utama dari pengetengahan kisah ini ialah bahwa surat Rasulullah Saw. disampaikan kepada kaisar yang isinya adalah seperti berikut:


Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, dari Muhammad Rasulullah, ditujukan kepada Heraklius, pembesar kerajaan Romawi, semoga keselamatan terlimpah kepada orang yang mengikuti petunjuk. Amma Ba'du: Maka masuk Islamlah, niscaya engkau akan selamat, dan masuk Islamlah, niscaya Allah akan memberimu pahala dua kali. Tetapi jika engkau berpaling, maka sesungguhnya engkau menanggung dosa kaum arisin (para petani). Dan di dalamnya disebutkan pula firman-Nya:


Hai Ahli Kitab, marilah kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain dari Allah. Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka, "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang menyerahkan diri (kepada Allah)."


Muhammad ibnu Ishaq dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang saja telah menyebutkan bahwa permulaan surat Ali Imran sampai dengan ayat delapan puluh lebih sedikit diturunkan berkenaan dengan delegasi Najran.


Az-Zuhri mengatakan bahwa mereka adalah orang yang mula-mula membayar jizyah.


Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang ayat jizyah ini, bahwa ia diturunkan sesudah penaklukan kota Mekah. Maka timbul pertanyaan, bagaimanakah dapat digabungkan antara peristiwa penulisan ayat ini —yang terjadi sebelum peristiwa kemenangan atas kota Mekah dalam surat yang ditujukan kepada Heraklius, sebagai bagian dari surat tersebut— dengan apa yang telah diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Ishaq dan Az-Zuhri?


Sebagai jawabannya dapat dikemukakan alasan-alasan berikut, yaitu:


Pertama. Dapat dihipotesiskan bahwa adakalanya ayat ini diturunkan dua kali, sekali sebelum Perjanjian Hudaibiyyah, dan yang lainnya sesudah peristiwa kemenangan atas kota Mekah.


Kedua. Adakalanya permulaan surat Ali Imran diturunkan berkenaan dengan delegasi Najran sampai dengan ayat ini, yang berarti ayat ini diturunkan sebelum peristiwa itu. Dengan demikian, berarti pendapat Ibnu Ishaq yang mengatakan sampai ayat delapan puluh lebih beberapa ayat kurang dihafal, mengingat pengertian yang ditunjukkan oleh hadis Abu Sufyan di atas tadi.


Ketiga. Adakalanya kedatangan delegasi Najran terjadi sebelum Perjanjian Hudaibiyyah, dan orang-orang yang memberikan bayaran kepada Nabi Saw. sebagai ganti dari mubahalah bukan dianggap sebagai jizyah, melainkan sebagari gencatan senjata dan perdamaian. Sesudah itu turunlah ayat mengenai jizyah yang sesuai dengan peristiwa tersebut. Perihalnya sama dengan peristiwa difardukannya seper-lima dan empat perlima yang bersesuaian dengan apa yang dilakukan oleh Abdullah ibnu Jahsy terhadap sariyyah (pasukan) yang bersangkutan sebelum Perang Badar. Kemudian diturunkanlah hukum fardu pembagian ganimah yang sesuai dengan kebijakan tersebut.


Keempat. Adakalanya ketika Rasulullah Saw. Memerintahkan untuk menulis surat tersebut kepada Herakklius, ayat Itu masih belum diturunkan. Sesudah itu baru Al-Qur'an mengenai masalah ini diturunkan bersesuaian dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Saw. Sebagaimana diturunkan ayat mengenai hijab dan tawanan perang yang isinya bersesuaian dengan kebijakan yang diputuskan oleh Umar ibnul Khattab, begitu pula ayat yang melarang menyalatkan jenazah orang-orang munafik. Juga dalam firman-Nya:


Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat salat. (Al Baqarah:125)


Peristiwa yang menyangkut firman-Nya:


Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kalian. (At Tahriim:5), hingga akhir ayat.


Dapatkan Aplikasi Quran:bit.ly/AlQuranApp #GreentechApps



TAFSIR AL-MISHBAH, M. QURAISH SHIHAB


Katakan, wahai Nabi, "Hai Ahl al-Kitâb, mari kita berpegang kepada kalimah sawâ' (titik temu) yang selalu kita ingat bersama-sama. Yaitu, bahwa masing-masing kita hanya menyembah kepada Allah, tidak mengakui adanya sekutu bagi-Nya, dan tidak tunduk dan taat kepada pihak lain demi menghalalkan atau mengharamkan sesuatu dengan meninggalkan hukum Allah yang telah ditetapkan." Kalau mereka menolak ajakanmu yang benar itu, katakan kepada mereka, "Persaksikanlah bahwa kami patuh dan tunduk kepada hukum dan ketentuan Allah. Kami tidak berdoa selain kepada-Nya."


http://www.muslimpro.com/quran/3/64



TAFSIR, MAULANA MUHAMMAD 'ALI, AHMADIYYA ANJUMAN ISHA'AT-E-ISLAM


[446] Inilah kata-kata yang dicantumkan dalam surat Nabi Suci kepada Raja Heraklius pada tahun 6 Hijriah (B. 1:1). Surat serupa itu dikirimkan pula kepada para raja, antara lain kepada Raja Muqauqis di Mesir; dan ditemukannya surat Nabi Suci yang dikirimkan kepada Raja Mesir, membuktikan sahihnya hadits Nabi Suci seumumnya, karena naskah surat itu berisi kata-kata yang sama seperti yang disebutkan dalam hadits.


Ayat ini berisi seruan kepada kaum Yahudi dan kaum Nasrani agar mereka menerima ajaran agama Ibrahim yang luas, yang dijadikan pula sebagai dasarnya agama Islam. Kalimat sebagian kita tak akan mengambil sebagian yang lain sebagai tuhan, dalam praktek, hal ini merajalela di kalangan kaum Yahudi dan kaum Nasrani, demikian pula di kalangan kaum Muslimin zaman sekarang, yaitu menjadikan ulama mereka sebagai orang yang mempunyai kekuasaan Tuhan, sebagaimana dinyatakan seterang-terangnya dalam 9:31: “Mereka mengambil ulama mereka dan pendeta mereka sebagai tuhan selain Allah.” Ayat yang sedang dibahas ini meletakkan landasan studi tentang perbandingan agama. Siapa saja yang mempelajari kitab agama-agama dalam skala luas, pasti akan menemukan, bahwa ajaran pokok agama Islam adalah ukuran kebenaran yang paling tinggi yang terkandung di dalam berbagai agama dunia. Misalnya ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa seperti diajarkan oleh Islam dapat digambarkan, bahwa semua agama yang besar-besar, pasti berpangkal pada ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa, yang ini merupakan landasan umum bagi semua agama, tetapi kemudian masing-masing agama mempunyai hal yang aneh-aneh, ini tak dikenal oleh sekalian agama lain.


Islam sendiri bersih dari tambahan-tambahan tersebut pada ajaran pokoknya, bahkan Islam mengajarkan Keesaan Ilahi dengan bentuk yang paling sederhana, dan menolak segala macam tambahan, yang di sini dibagi menjadi tiga klasifikasi:

(1) Menyembah dan bermohon kepada tuhan selain Allah,

(2) Menyekutukan sesuatu dengan Allah, artinya menganggap makhluk-makhluk lain mempunyai sifat-sifat Allah,

(3) Menjadikan makhluk lain sebagai lain sebagai tuhan selain Allah, yaitu tunduk kepada makhluk lain dengan penuh ketaatan, yang ketaatan ini seharusnya kepada Allah semata. Berhala, dewa, penjelmaan Tuhan, anak Tuhan, kyai ataupun pendeta, semuanya tak boleh disembah dan tak boleh diikuti dengan membabi-buta.


https://aaiil.org/indonesia/holyquran/indonesianholyquransuci.shtml



TAFSIR, KHALIFATUL MASIH II (HADHRAT MIRZA BASYIRUDDIN MAHMUD AHMAD), JAMAAH MUSLIM AHMADIYAH


[426A] Ayat ini dengan keliru dianggap oleh sementara orang seakan-akan memberikan dasar untuk mencapai suatu kompromi antara Islam di satu pihak dan Kristen serta agama Yahudi di lain pihak. Dikemukakan sebagai alasan bahwa bila agama-agama tersebut pun mengajarkan dan menanamkan Keesaan Tuhan, maka ajaran Islam lainnya yang dianggap menduduki tempat kedua dalam kepentingannya, sebaiknya ditinggalkan saja. Sukarlah dimengerti jika muncul pemahaman bahwa (di dalam Al-Qur’an) ada anjuran untuk berkompromi dalam urusan agama dengan kaum yang sebelum ini dikutuk dengan sangat keras atas kepalsuan kepercayaan mereka dan ditantang dengan sungguh-sungguh untuk bermubahalah.


Rasulullah saw. dalam menulis surat dakwah kepada Heraklius memakai ayat ini pula, malahan mendesak Heraklius supaya menerima Islam dan mengancamnya dengan ancaman azab Ilahi, bila ia menolak berbuat demikian (Bukhārī). Hal itu tak ayal lagi menunjukkan bahwa menurut Rasulullah Saw kepercayaannya terhadap Keesaan Tuhan semata, tidak dapat menyelamatkan Heraklius dari azab Ilahi.


Memang, ayat ini dimaksudkan untuk menyarankan satu cara yang mudah dan sederhana yang dengan itu orang-orang Yahudi dan Kristen dapat sampai kepada keputusan yang tepat mengenai kebenaran Islam. Kaum Kristen, kendatipun mengaku beriman kepada Tauhid Ilahi, percaya pula kepada ketuhanan Isa; dan orang-orang Yahudi, sungguhpun mengaku berpegang kuat kepada Tauhid, mereka mengikuti dengan membuta rahib-rahib dan ulama-ulama mereka, dan dengan demikian seolah-olah menempatkan mereka dalam kedudukan yang sama dengan Tuhan sendiri. Ayat ini menyuruh kedua golongan itu kembali kepada kepercayaan asal mereka, yakni Tauhid Ilahi, dan meninggalkan penyembahan tuhan-tuhan palsu yang menjadi perintang bagi mereka untuk masuk Islam. Jadi, daripada mencari kompromi dengan agama-agama itu, ayat ini sesungguhnya mengajak para pengikut agama itu untuk menerima Islam dengan menarik perhatian mereka kepada Tauhid yang sedikitnya dalam bentuk lahir, merupakan itikad pokok yang sama pada agama-agama tersebut, dapat berlaku sebagai satu dasar titik-temu untuk penyelidikan lebih lanjut. 


Secara sambil lalu, perlu diperhatikan disini bahwa surat yang disebut oleh Bukhārī dan ahli-ahli hadis lainnya, dialamatkan oleh Rasulullah Saw kepada Heraclius dan beberapa kepala pemerintahan lain – Muqauqis, raja muda Mesir itu satu dari antara mereka – disusun dengan kata-kata dari ayat ini dan mengajak mereka untuk menerima Islam, akhir-akhir ini telah ditemukan dan ternyata mengandung kata-kata yang persis dikutip oleh Bukhārī (R. Rel. jilid V, no. 8). Hal itu mengandung bukti kuat tentang keotentikan Bukhārī dan pula kitab-kitab hadis lainnya yang telah diakui.


https://play.google.com/store/apps/details?id=id.ahmadiyah.quran

Selasa, 29 September 2020

Pertanyaan dari Sudut Pandang Muslim, untuk kaum Kristen Non-Tritunggal, Terutama Saksi-saksi Yehuwa

PERTANYAAN DARI SUDUT PANDANG MUSLIM, UNTUK KAUM KRISTEN NON-TRITUNGGAL, TERUTAMA SAKSI-SAKSI YEHUWA 



Assalamu 'alaikum.

Syalom aleikhem.

Salam sejahtera.



Saya sangat salut, respek, dan menyukai golongan Kristen unitarian yang tidak menuhankan Yesus, karena mereka tidak menyekutukan Allah Yang Maha Esa dengan ciptaan-Nya sekalipun, teguh dengan prinsip moral Alkitab, serta tidak melaksanakan tradisi maupun perayaan palsu (Kejadian 40:20, Yeremia 10:2-4, Matius 14:6, Kisah 24:16) (Quran 3:66, 112:1-4). Begitu juga dengan situs web JW.ORG dengan berbagai artikelnya yang sangat bermanfaat untuk membantu kehidupan pribadi dan sosial sehari-hari berdasarkan Alkitab. Namun setelah menyimak dan mempelajarinya, menurut pendapat pendapat kritis saya, prinsip mereka yang benar dan dalil mereka yang berdasarkan Alkitab tersebut sekalipun juga masih nampak kelemahannya, sehingga saya tetap memiliki pertanyaan sehubungan dengan isi dari ayat-ayat Alkitab.


Berdasarkan pengamatan saya, selain beberapa ayatnya yang aneh, sebagian ayat-ayat Alkitab mendukung ketuhanan Yesus sekaligus menolaknya di sebagian yang lain, sehingga menimbulkan sebuah kontradiksi. Saya mengungkapkan pertanyaan berdasarkan penyelidikan yang seksama pada Alkitab Terjemahan Dunia Baru, dengan mencermati beberapa ayat dalam bahasa aslinya (Ibrani-Yunani). Berikut pertanyaan-pertanyaan saya:



✦ Mengapa Allah Yehuwa sering disebut Bapak di dalam banyak ayat Alkitab? Mungkinkah ini efek dari sistem bahasa atau patriarki? Menurut saya, Tuhan itu tidak berat sebelah dan tidak bergender meskipun bersifat maskulin sekaligus feminin sesuai apapun kehendak-Nya.


✦ Bagaimana pandangan anda tentang kain kafan Turin dan makam Yesus di Kashmir? Beberapa jejak sejarah di Afghanistan dan Kashmir menunjukkan bahwa Yesus hanya pingsan di kayu salib, berhasil meloloskan diri keluar dari kuburan gua, kemudian mengembara bersama ibunya ke arah timur, menetap di suatu tempat yang jauh. ¹


✦ Melalui keturunan Abraham/Ibrahim/Brahma yang mendapat gelar Bapak Orang-orang Beriman, semua bangsa akan mendapat berkah. Saat ini hal itu telah menjadi kenyataan. (Kejadian 17:5-6, 17:15-16, 18:18, Roma 4:13, 4:16) ²


Karena sejak dahulu kala manusia yang ada di bumi tidak hanya di Timur Tengah dan bukan hanya bangsa Israel saja, dan pasti semuanya membutuhkan bimbingan Tuhan. Bagaimana menurut pandangan anda mengenai para tokoh populer yang dikenal pada agama-agama tua dari berbagai bangsa seperti Krishna, Buddha, Kong Fu-tze, Zarathustra, Muhammad dsb. yang diyakini oleh masing-masing agama terkait sebagai pendirinya? Mungkinkah mereka juga sebenarnya termasuk Nabi-nabi yang mengajarkan tentang Allah yang benar, Yang Maha Esa dan tanpa sekutu, meskipun sebagian dari agama-agama yang berhubungan dengan mereka sekarang ini telah diubah, menyeleweng, atau tercemar oleh mitos-mitos dan tradisi penyembahan berhala? (1 Tawarikh 16:31, Mazmur 7:7-8, 9:8, 9:17, 47:8, 66:8, 67:5, 77:14, 94:10, 98:2, Roma 10:12) ³


✦ Kenapa manusia sudah berdosa bahkan sejak dalam kandungan, padahal dia masih tidak bisa apa-apa dan belum pernah berbuat dosa? (Mazmur 51:1-5, Ayub 14:4, Roma 3:23, Roma 5:14).


Menurut keyakinan saya, manusia yang baru lahir itu masih bersih tanpa dosa, karena ia masih memiliki fitrah yang suci dan belum bisa apa-apa, belum mendapatkan pengetahuan dan didikan (Yehezkiel 18:20). ⁴


✦ Benarkah neraka itu tidak ada? Beberapa ayat berikut menunjukkan tentang suatu tempat yang menyala-nyala. Jadi, bagaimana cara orang-orang jahat dimusnahkan, apakah dengan dilempar ke api neraka terlebih dahulu? (Matius 5:22, 25:41, Wahyu 21:8)


✦ Saya sering menyimak media dan publikasi jw.org, tapi menemukan satu hal yang aneh. Kenapa Saksi-Saksi Yehuwa menganjurkan jemaat mudanya untuk tidak mengejar pendidikan tinggi dan karir? (Pengkhotbah 5:19). Ya, dunia ini memang cenderung pada materialisme dan hedonisme. Tapi sebagai orang beriman, apa yang Alkitab katakan tentang itu yaitu bahwa jangan khawatir tentang hari esok karena setiap hari punya kesulitannya sendiri (Matius 6:34). Selain itu, kita dianjurkan terampil dalam pekerjaan (Amsal 22:29) dan tak perlu terlalu khawatir jatuh ke dalam keburukan duniawi jika tetap teguh pada tuntunan Yehuwa (Mazmur 119:105). Jika kita benar-benar percaya kepada Yehuwa, kita akan melakukan yang terbaik untuk menunjukkannya dengan menyingkirkan gangguan apa pun yang mungkin membuat mata pikiran kita tetap terlalu berlebihan untuk membayangkan hidup kita di Dunia Baru.


✦ Kenapa Saksi-Saksi Yehuwa menolak transfusi darah? (Imamat 17:14, Ulangan 12:23, Kisah 15:29). Meskipun transfusi darah tidak berdasarkan Alkitab, Yesus sendiri melanggar aturan kitab suci untuk menyembuhkan orang sakit (Lukas 13:10-17), dan itu adalah contoh yang cukup baik bagi saya. “Kamu menyembuhkan wanita yang sakit pada hari Sabat” dia ditantang, oleh para ahli Taurat pemimpin sinagoga yang menganggap penafsiran Kitab Suci sangat penting. Dengan kata lain, Yesus meninggikan kesembuhan orang sakit menjadi lebih penting daripada ketaatan kepada penafsiran kitab suci seseorang atau orang lain, bahkan jika orang itu menganggap penafsirannya tentang Kitab Suci sangat penting, seperti halnya Menara Pengawal.


✦ Tuhan menggunakan kata ganti jamak berupa "Kita" pada (Kejadian 1:26-27). Mengapa demikian dan apakah maknanya?


✦ Apakah bedanya antara Hari Yehuwa dengan Hari Tuan dan antara di hadapan Yehuwa dan di hadapan Yesus? Dan kenapa kita akan dikumpulkan kepada Yesus? (2 Tesalonika 2:1-2)


✦ Apakah maksud "Allah dan Bapaknya" pada (Wahyu 1:6)?


✦ Kenapa melakukan pengusiran hantu menggunakan nama Yesus, bukan nama Allah Yehuwa?


✦ Kenapa Yesus bisa tahu isi hati manusia (Yohanes 2:25)? Apakah dia Allah? (1 Samuel 16:7, Kisah 1:24, 15:8, Wahyu 22:23)? ⁵


✦ Kenapa Yesus bisa mempunyai kuasa mengampuni dosa? Bahkan kemudian ia menjadi penebus dosa. (Matius 9:6, Markus 2:1-12)


Dalam pandangan saya, bukankah Allah Yehuwa saja yang mengampuni dosa? (Ulangan 24:16, 1 Raja-raja 8:34, 8:36, 8:40, 2 Raja-raja 14:6, 2 Tawarikh 6:27, 25:18, Mazmur 25:18, 32:1, 32:5, 79:9, 85:2, Markus 2:7)


✦ Apakah perbedaan antara menjadi Saksi Yehuwa (Yesaya 43:10) dengan menjadi Saksi Yesus (Kisah 1:8)?


✦ Kenapa Yesus disebut sebagai yang pertama dibangkitkan dari antara orang mati (Kisah 26:23, Kolose 1:18, 1 Korintus 15:23), padahal diceritakan bahwa Lazarus bangkit dari kematian saat Yesus masih hidup (Yohanes 11:44)?


✦ Kenapa Yesus digelari Penyelamat? (Titus 3:6) Bukankah hanya Allah Yehuwa sang Penyelamat? (Yesaya 43:11)


✦ Bisakah anda menjelaskan apa perbedaan antara kita menjadi milik Allah (2 Timotius 2:19) dengan milik Kristus (Galatia 3:29)?


✦ Bagaimana bisa Yesus dapat memberi kemampuan dan mempunyai kemuliaan yang besar (Lukas 21:15, 21:27, 21:36), padahal Yehuwa tidak membagi kemuliaan-Nya kepada siapapun (Yesaya 42:8)?


✦ Bagaimana caranya Yesus dapat berada di tengah-tengah perhimpunan dalam namanya, padahal Yesus sudah tiada di dunia ini namun di alam surga? (Matius 18:20). Padahal menurut saya hanya Yehuwa sajalah yang mampu berbuat demikian karena berkapasitas sebagai Tuhan. (Yoel 2:32, Mazmur 145:18, Yeremia 23:24, Kisah 17:27)


✦ Kenapa sering ditekankan bahwa Yesus adalah Tuan, dan sering disebut sebagai Tuan, bukan Nabi atau Rasul? (Markus 2:27-28, Lukas 6:5, Lukas 24:18, Filipi 2:11, Wahyu 22:20) Selain itu dia disebut Tuan atas segala tuan (Wahyu 17:14), padahal Yehuwa yang merupakan Tuan atas segala tuan (Ulangan 10:17).


✦ Kebaikan hati yang luar biasa hanya dari Allah Yehuwa. Tapi kenapa Yesus juga bisa memberikannya?

(Yakobus 4:6)

(Wahyu 22:21)


✦ Apakah perbedaan antara bertekuk lutut kepada Allah (Roma 14:11) dengan bertekuk lutut dalam nama Yesus? (Filipi 2:10-11)?


✦ Kenapa Paulus bersyukur kepada Yesus dan memuliakannya, seperti kepada Allah? (1 Timotius 1:12, 1 Petrus 3:15, 2 Petrus 3:18)


Bandingkan dengan (Keluaran 20:2-3, (Keluaran 20:2-3, (Keluaran 20:2-3, (Keluaran 20:2-3, (Keluaran 20:2-3, (Keluaran 20:2-3, Korintus 12:3, 1 Petrus 4:11).


✦ Kenapa Stefanus menyerahkah nyawanya kepada Tuan Yesus? (Kisah 7:59) Bukankah nyawa berasal dari dan kembali kepada Allah? (Ulangan 30:20, Yeremia 30:21)


✦ Kenapa Yesus dapat mengutus para nabi, orang bijak, dan guru? (Matius 23:34) Bukankah para Nabi diutus oleh Allah Yehuwa dan berasal dari-Nya? (2 Tawarikh 24:19, Yeremia 35:15)


✦ Simak (1 Tesalonika 5:2, Wahyu 16:15, 22:12, 22:20).

Terdapat ambiguitas lagi. Apakah Yehuwa dan Yesus datang secara bersamaan? Bagi pemahaman sebagian orang, seakan-akan keduanya ialah sosok yang sama.


✦ Jika Yehuwa dan Yesus bukan pribadi yang sama, kenapa ada kemiripan dalam penggambaran pada ayat-ayat berikut, yaitu Yehuwa dan Yesus berambut putih seperti wol?


• Yang Lanjut Usia (Daniel 7:9)

• Rambutnya putih (Wahyu 1:14)


✦ Ada beberapa ayat yang terkesan ambigu tentang siapa yang sebenarnya dimaksud dan yang berbicara, Yehuwa atau Yesus?

(1 Tesalonika 3:12, 2 Tesalonika 3:3, 3:5).


Juga pada (Yohanes 21:23, 2 Petrus 1:16, Wahyu 22:18-19, 22:20-23). Seakan-akan Yesus punya kuasa seperti Allah, dan keduanya adalah pribadi yang sama.


✦ Simak (Wahyu 11:17 dan 19:16). Kenapa Allah Yehuwa diceritakan baru memerintah sebagai Raja, padahal dia adalah Raja sejak alam semesta diciptakan? Lalu apakah perbedaan antara Yehuwa sebagai Raja alam dengan Yesus sebagai Raja? (Zakharia 14:16-17, Maleakhi 1:14, 1 Timotius 1:17)


✦ Hanya Allah yang memiliki malaikat sebagai budak atau abdi dan utusan-Nya (Keluaran 33:2, Mazmur 34:7, Wahyu 22:6). Tapi kenapa Yesus juga memiliki malaikat (Wahyu 22:16)? Apakah ini membuktikan bahwa Yesus sama dengan Tuhan? Tetapi Iblis juga memiliki malaikat (Wahyu 12:9)?


✦ Yesus bukan Allah. Namun mengapa Kristus menjadi hakim atas orang hidup dan mati? (Kisah 10:42, 1 Petrus 4:5) Apa perbedaannya antara pertanggung jawaban kepada Allah dengan pertanggung jawaban kepada Yesus? (Roma 14:12, 2 Korintus 5:10) Bukankah hanya ada satu hakim, yaitu Allah? (Yakobus 4:12, Yesaya 33:22)


✦ Kenapa pribadi Yesus dipuji seperti Allah dan diberi banyak gelar yang mengandung unsur kultus, bahkan beberapa gelarnya hampir sama dengan Allah Yehuwa, seperti Allah Yang Perkasa, Bapak Kekal, Yang Pertama dan Yang Terakhir?


Dia juga disebut sebagai yang pernah mendahului Tuhan, Yang Kudus dari Allah, Kunci kematian dan kuburan, Raja atas segala raja, Penguasa surga dan bumi, Tuan atas segala tuan, Tuan atas orang mati dan orang hidup, ... Dia diberi banyak kuasa sehingga seakan-akan dia seperti Allah Yehuwa, Sang Pencipta, dan sama dengan-Nya? Atau sekadar cerminan-Nya yang paling agung? Tapi menurut keyakinan saya, gelar-gelar yang sangat agung dan mulia atau adikodrati hanya patut untuk-Nya. (Yesaya 42:8).


Bandingkan pula antara (Roma 14:11) dengan (Filipi 2:11).


• Gelar Allah Yehuwa : (Keluaran 10:10, Mazmur 24:8, 118:5, 138:5, Yesaya 44:6, Yeremia 10:6-7, Daniel 2:47, Daniel 5:23, Efesus 1:17, 1 Timotius 1:17, 1 Petrus 1:15, Wahyu 1:8, 21:6, 22:13) ⁶

• Gelar Yesus: (Yesaya 9:6, Matius 22:18, Lukas 1:17, Yohanes 6:69, Roma 14:9, 1 Timotius 6:15, 2 Petrus 3:18, Wahyu 1:17-18, Wahyu 17:14, Wahyu 19:16)


✦ Kembali membahas (Yesaya 9:6). Dalam ayat terjemahan diartikan sebagai "Allah Yang Perkasa", tetapi dalam manuskrip Ibrani (Westminster Leningrad Codex) kata yang disebut bukanlah yang bermakna allah-allah atau semacamnya, namun "Yehuwa". Jadi, apakah ini membuktikan bahwa Yesus=Yehuwa? Memang ada banyak yang disebut sebagai allah-allah (Mazmur 82:1, Yohanes 10:35). Kita juga sama-sama percaya bahwa Yesus bukan Tuhan dan Tritunggal memang salah (Markus 13:32, Yohanes 7:16, 7:29, 12:44, 12:49, 14:28, 17:21, 20:17, Kisah 2:30, 1 Korintus 15:28, Ibrani 3:1, Filipi 2:6). Namun saya merasa janggal setelah mencermati teks asli ayat Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunani.


Perhatikan kata yang diberi tanda kurung ganda:


[לְמַרְבֵּה כ] (לְמַרְבֵּ֨ה ק) הַמִּשְׂרָ֜ה וּלְשָׁלֹ֣ום אֵֽין־קֵ֗ץ עַל־כִּסֵּ֤א דָוִד֙ וְעַל־מַמְלַכְתֹּ֔ו לְהָכִ֤ין אֹתָהּ֙ וּֽלְסַעֲדָ֔הּ בְּמִשְׁפָּ֖ט וּבִצְדָקָ֑ה מֵעַתָּה֙ וְעַד־עֹולָ֔ם קִנְאַ֛ת ((יְהוָ֥ה)) צְבָאֹ֖ות תַּעֲשֶׂה־זֹּֽאת׃ ס

Sumber teks Ibrani: WLC (Westminster Leningrad Codex - Consonants and Vowels)


✦ Pada Kolose 3:13 Terjemahan Dunia Baru tertulis kata "Yehuwa" padahal dalam manuskrip Yunani (Tischendorf) tertulis kata "χριστος" yang berarti Kristus, sedangkan pada manuskrip lainnya yaitu Yunani (Kingdom Interlinear) tertulis "κύριος" yang berarti berarti Tuhan atau Tuan. Jadi, manakah sebenarnya yang asli? Apakah ayat ini bisa bermakna ganda, sehingga Yesus Kristus dapat mengampuni layaknya Tuhan?

✦  Pada Kolose 3:16, diperintahkan bahwa apapun yang kita katakan dan lakukan, lakukan semuanya dalam nama Yesus. Bukankah hal itu seperti menduakan Allah? Karena Kisah 2:21 menyebutkan bahwa siapa yang berseru kepada nama Allah Yehuwa akan diselamatkan.



MENURUT AL-QUR'AN


⁰ Allah Maha Esa, tidak bersekutu, tidak beranak dan tidak diperanakkan. (Quran 3:66, 112:1-4)


¹ Yesus seolah-olah mati namun hanya pingsan di kayu salib. Beliau berhasil meloloskan diri, kemudian hijrah bersama ibunya ke arah timur, ke suatu tempat yang tinggi. Beliau telah wafat di sana, sama seperti para Nabi yang lain. Makam beliau saat ini ada di Kashmir. (Quran 4:157, 23:50). Untuk bahasan selengkapnya lihat pada sumber rujukan di bawah artikel ini.


² Abraham/Ibrahim/Brahma, Bapak Orang-orang Beriman. (Quran 2:130, 2:133, 2:135, 2:136, 2:140, 2:258, 3:67, 4:54, 4:164)


³ Para Nabi atau Juru Ingat seperti Krisna, Buddha, Konghucu, Zarathustra, maupun nabi-nabi lainnya yang tak disebutkan di dalam al-Qur'an telah diutus ke berbagai umat/kaum/bangsa, meskipun agama-agama yang dihubungkan dengan mereka saat ini telah tercemar oleh mitos, penyelewengan ajaran, maupun penyembahan berhala. (Quran 2:129, 3:79, 119, 7:168, 35:24, 4:164, 40:78, 49:13)


⁴ Manusia terlahir dalam keadaan masih suci tanpa dosa. (Quran 7:32, 7:170)


⁵ Hanya Allah yang dapat mengetahui isi hati semua makhluk. (Quran 67:13)


⁶ Gelar-gelar yang kultus dan agung, hanya patut bagi Allah semata. (Quran 20:114, 27:26, 40:15-16, 54:55, 57:3)




Mungkin inilah sebabnya Susunan Kristen tersesat dalam memahami dan membedakan makna ayat-ayat Alkitab, sehingga menuhankan Yesus dan membuat konsep Tritunggal. Dinilai dari berbagai aspek, dalam keyakinan saya, kami hanya berani memberi gelar-gelar yang terkesan agung dan luar biasa tersebut kepada Tuhan, Allah semata, bukan kepada ciptaan-Nya meskipun seorang manusia yang sangat mulia.


Saya sangat merasakan manfaat Alkitab. Meskipun saya tetap merasakan kontradiksi antar ayat-ayatnya, tetapi Alkitab merupakan salah satu kitab suci yang banyak diterjemahkan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia untuk menjadi lebih baik. Namun tetaplah, menurut keyakinan Islam saya, bahwa kebenaran suatu ayat-ayatnya diuji oleh kitab suci dan prinsip agama kami. Apakah kebenaran sejati suatu agama dilihat dan diukur dari kemajua, kemapanan maupun jumlah penganutnya semata-mata? Sepertinya tidak ada organisasi yang sempurna sehingga kebenaran mazhab menjadi relatif.



“Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.”

—Nabi Muhammad saw. (HR. Tirmidzi)





Ada juga sebuah buku menarik yang membahas masalah keselamatan dalam agama Kristen, fakta penyaliban, dan perbandingan ayat-ayat yang kontradiktif dan kesaksian yang bertentangan dalam Alkitab, yang dapat diunduh dan dibaca di sini.

Demikian pertanyaan dan pernyataan saya. Mohon maaf jika ada kekurangan atau salah kata. Pertanyaan saya bukan untuk menjebak, menentang, atau pun berdebat, namun semata-mata karena hikmat dan rasa ingin tahu yang besar, serta menguji kebenaran Alkitab secara lebih jelas dan mendalam. Semoga Allah memberkati.



TERIMA KASIH!

Dari saudaramu seorang Muslim


Mereka yang bukan saudaramu dalam agama, adalah saudaramu dalam kemanusiaan.

—Imam 'Ali as., Khalifah IV Nabi Muhammad saw.


-------------------------------------


Sedikit tambahan:


MESIAS YANG ILAHI DAN INSANI?


By: Menachem Ali

Airlangga University


Kalau kita membaca TaNaKH (Torah Neviem ve Khetuvim) yang berkaitan dengan "kelahiran" dan "penciptaan" sesuatu, ternyata memang tidak dikenal adanya konsep "dilahirkan" tapi "tidak diciptakan", dan dalam hal "kelahiran" atau pun "penciptaan" juga tidak dikenal adanya paduan kodrat ganda pada sesuatu, yakni adanya kodrat keilahian sekaligus kodrat kemanusiaan (kodrat kemakhlukan). 


Quran menegaskan bahwa Isa Al-Masih itu hanya sebagai الكلمة (al-Kalimah) yakni Sang Firman sebagai mufrad, bukan كلام (Kalam), dan Quran menegaskan bahwa الكلة (al-Kalimah) yakni Sang Firman itu sebagai ciptaan, BUKAN yang menjadi penyebab/sumber ciptaan. 


Pernyataan Quran bahwa Isa Al-Masih yakni Sang Firman (al-Kalimah) sebagai CIPTAAN dan bukan sebagai SUMBER ciptaan, juga dibenarkan oleh tradisi Yahudi mengenai Mesias yang juga sebagai CIPTAAN karena memang Messiah itu diciptakan, BUKAN tidak diciptakan. 


"Three things were created on the basis of the name of the Holy One: the Righteous, the Messiah and Jerusalem." (Talmud Bavli, masekhet Baba Bathra 75b.). "Ada 3 yang diciptakan, salah satunya adalah Messiah. Inilah benang merah antara dokumen Islam dan dokumen Yahudi. 


Bila menurut Torah/TaNaKH, TUHAN sejak semula menciptakan (BARA: "mencipta) langit dan bumi, dan TUHAN sejak semula membentuk ('ASYA: "membentuk") langit dan bumi, dan sejak semula langit dan bumi ada proses kelahiran (TOLEDOTH - תולדות : "kelahiran/birth"), lihat Sefer Bereshit 2:4; maka hal ini membuktikan bahwa langit dan bumi itu sebenarnya "dilahirkan dan diciptakan" (gennenthenta kai poiethenta) BUKAN "dilahirkan tapi tidak diciptakan" (gennenthenta ou poiethenta). Hal ini juga membuktikan bahwa langit dan bumi sebenarnya "dilahirkan" dan "diciptakan" tanpa ada kodrat ganda, atau pun hanya memiliki kodrat keilahian. Namun justru hanya menegaskan adanya kodrat kemakhlukan saja. Uniknya Sefer Bereshit (Genesis) 2:4 dalam teksnya ternyata juga digunakan 2 kata kunci utama yang muncul bersamaan dengan maksud yang sama, yakni ילד (YELED) lit. "lahir" dan ברא (BARA), lit. "cipta" yang keduanya merujuk pada makna yang sama. Jadi "dilahirkan" itu sepadan dengan "diciptakan", dan yang "diciptakan" itu maksudnya sama dengan "dilahirkan." Dengan demikian, "kelahiran" langit dan bumi tidak ada kaitannya dengan adanya kodrat keilahian. Begitu juga Mesias itu ada proses תולדות (kelahiran) yang juga tanpa ada kodrat keilahian. 


Talmud Bavli, maskehet Baba Bathra 75b menyebutkan bahwa Messiah itu dilahirkan dan diciptakan. Tidak ada pernyataan di dalam Talmud bahwa Messiah itu "dilahirkan tapi "tidak diciptakan" atau pun "dilahirkan bukan diciptakan" (English: begotten not created; Latin: genitum non factum, Yunani: gennethenta pro panton; Arab: مولود غير مخلوق - mawlud ghayr makhluq). 


Dengan demikian, Mesias itu memang diciptakan sebagaimana teks yang termaktub dalam dokumen Talmud Bavli dan Torah/TaNaKH. Hal itu adalah memang sangat BENAR demikian, karena Mesias memang diyakini oleh teks suci Yahudi sebagai "Anak Manusia", sehingga tentu saja pada diri-nya HANYA memiliki "kodrat kemanusiaan" dan tidak memiliki kodrat keilahian, dan sebagai konsekwensinya maka dia (Mesias) adalah HANYA semata-mata ciptaan. 


Semoga mencerahkan kepada para pembaca.

-------------------------------------

Sumber rujukan dan referensi:


•Al-Qur'an Tafsir dan Terjemah, Maulana Muhammad 'Ali https://aaiil.org/indonesia/holyquran/indonesianholyquransuci.shtml

•Al-Qur'an Tafsir dan Terjemah, Hazrat Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad 

https://play.google.com/store/apps/details?id=id.ahmadiyah.quran

•Kitab Suci (Alkitab) Terjemahan Dunia Baru https://www.jw.org/id/perpustakaan/alkitab

• Jesus - A Humble Prophet of God

https://www.alislam.org/jesus

• 101 Questions about Christianity

https://www.alislam.org/articles/101-questions/

• Di Mana Yesus Wafat?

https://archive.org/download/DimanaYesusWafat/Dimana%20Yesus%20Wafat.pdf

• Yesus Wafat di Kashmir

http://aaiil.org/indonesia/indonesianbooksislamahmadiyya/misc/yesuswafatdikashmir/yesuswafatdikashmir.shtml

• Agama-agama Besar Dunia

http://aaiil.org/indonesia/indonesianbooksislamahmadiyya/misc/agamabesardunia/agamabesardunia.shtml

• Buku-buku Kristologi dan studi kritis Alkitab

pakdenono.com

masroorlibrary.com

• Situs web studi kritis Saksi-Saksi Yehuwa

jwfacts.com

jwfiles.com

jwpost.org

jwsurvey.org

jw.support

ajwrb.org

avoidjw.org

www.aawa.co

www.quotes-watchtower.co.uk

• The Truth About The Truth

https://drive.google.com/file/d/1jTW2SOM80J_bzSEdW2smxWCa57nS91oi/view?usp=drivesdk

• Pecahan organisasi Siswa-siswa Alkitab:

internationalbiblestudents.com

biblestudentsdaily.com

dawnbible.com

biblestandard.com

herald-magazine.com

neirr.org

• Kumpulan Situs Web Islami Jemaat Muslim Ahmadiyah

lnk.bio/ahmadiyah



(perhatian) Tulisan di atas hanyalah opini saya setelah melakukan riset. Sebagai manusia yang tak sempurna dan harus terus belajar, saya mohon maaf apabila ada kesalahan. Tanggapan yang berbobot maupun koreksi yang bijak pada kolom komentar sangat saya hargai. Terima kasih! :)




Selasa, 28 April 2020

Tafsir Mimpi Imam Ja'far Shadiq as.


Acara Perayaan

Mempunyai lima makna: Kekuasaan, kekuatan, manfaat, hikmah, dan kepemimpinan atas orang lain.

Air yang Luas

Mempunyai lima makna: keyakinan yang benar, kekuatan, urusan yang rumit, penyesalan para pembesar, dan pekerjaan dari orang yang mempunyai kekuasaan.

Akal

Akal dan ruh mempunyai enam arti: mujur, pemerintahan, ibu, ayah, harta, dan kemuliaan.

Alat Pemintal

Mempunyai tiga makna: lelaki musafir, wanita, dan pelayan.

Alim

Mimpi orang alim mempunyaj empat makna: kemampuan tinggi, kemuliaan, kemegahan yang dicari, dan kekuasaan.

Alpukat

Mempunyai lima makna: harta yang halal, kekayaan, wanita, mendapatkan hal yang diinginkan, dan manfaat.

Anggur

Barang siapa yang melihat dirinya mempunyai kebun yang di dalamnya terdapat pohon anggur, sedang ia membawa semangka untuk diganti dengan anggur, maka itu menunjukkan bahwa istrinya hamil dengan orang lain. Adapun anggur hitam dan yang putih mempunyai makna anak kecil, ilmu, kesempatan, dan harta.

Angin

Mempunyai sembilan makna: kabar baik, pengaruh, harta, kematian, azab, pembunuhan, sakit, sembuh, dan ketenangan.

Anjing

Mempunyai empat makna: musuh yang rendah, raja yang tamak, pembantu yang jelek perbuatannya, dan lelaki penjilat yang bodoh.



Senin, 30 Maret 2020

Buku: Cuplikan-cuplikan Pinilih saking Karya Serat Hazrat Masih Mau'ud (pdf)



Minangka mengeti Seabad madegipun Jemaat Ahmadiyah Sedunia (1989)

Buku punika arupi sumbangan saking tiyang-tiyang Ahmadi ingkang, malah ing abad punika, pinuju dipun aniaya lan dipun syahidaken namung tulus karana piyambakipun nggadahi katresnan lan ngagungaken Tauhid. Piyambakipun punika pangejawantahan saking semangat Bilal.*

* Bilal ra. punika satunggaling sahabat Rasulullah Muhammad saw. Sanadyan piyambakipun pikantuk sedaya rupi tindak aniaya ingkang anggegirisi lantaran piyambakipun mlebet ing agami Islam, nanging piyambakipun sedya seda tinimbang kedah nilar kaimanan dumateng Tauhid Ilahi.


DAFTAR ISI

  • Halaman
  • Bebuka
  • Allah Maha Luhur
  • Pangeran Ngaton marang Kawulane kang Beja
  • Pangeran Amaringi Piwales marang Kawulane kang Prasetya
  • Rasulullah
  • Hazrat Masih Mau'ud
  • Tujuan Ambangun Jemaat Ahmadiyah lan Pitutur-pitutur
  • Pepengetan
  • Rasa Curiga marang Liyan
  • Wahyu lan IIham
  • Malaikat
  • Jihad
  • Donga
  • Akidah Ingsun
  • Dosa
  • Nijat (Keslametan)
  • Uip Sauwise Mati
  • Roh
  • Hakekat Yajuj lan Majuj
  • Musim Cahya
  • Qu'an Karim
  • Agama-agama Donya
  • Rasa Tresna marang Sapadha-padha
  • Kahanane Ahmadiyah ing Tembe
  • Kemenangan Akhir

Buku: Kempalan Hadis-hadis Pinilih, Pakulinan Samangsa Sugeng, Tindak-tanduk tuwin Pangandikan-pangandikanipun Rasulullah ﷺ (pdf)



Islam punika agami ingkang leres. Ajaran kitab suci Al-Qur'an jangkep lan sampurna. Dene panutanipun Ingkang Minulya Kanjeng Nabi Muhammad saw. nuladhani wucalanipun kanthi sampurna.

Pangandikan sarta solah bawahipun Kanjeng Nabi sanget tandes nabet ing manahipun para sahabat. Sasampunipun seda, salah satunggaling garwa, Siti Aisyah ra., ngandika, “Saestu Gesangipun Kanjeng Nabi saw. punika ceples kaliyan Al-Qur'an.”

Mboten wonten ingkang geseh antawis pangandikanipun kaliyan Al-Qur'an. Wahyu ingkang tumurun dhumateng panjenenganipun murni mboten kecampuran nafsu pribadinipun. Saweneh ayat Al-Qur'an nekseni:

“Dheweke ora ngucap adhedasar hawa napsune. Kabeh kang diucapake adhedhasar Pangandikane Allah.”
(QS. An-Najm/Lintang/55:3-4)

Pribadinipun minangka tuladha ingkang sampurna kangge sedaya manungsa; Bab punika nyata kawedharaken ing salebeting Al-Qur'an:

“Satemene tumrape sira ana patuladhan sampurna, yaiku pribadi Rasulullah.”
(QS. Al-Ahzab/Para Papanthan/33:21)

Sampun wonten kumpulan ayat-ayat suci Al-Qur'an magepokan kaliyan tuladha gesangipun umat manungsa. Dene kitab punika ngemot kumpulan hadits-hadits ingkang antawisipun nyariosaken bab-bab ingkang magepokan kaliyan pangadataning gesang, tumindak serta pangandikanipun Rasulullah saw.donga, sarta cara panjenenganipun dakwah.


DAFTAR ISI


  • Niat lan Amal
  • Kaluhurane Allah swt.
  • Tauhid
  • Dzikir marang Allah
  • Asih marang Allah
  • Al-Qur'an Suci
  • Kautaman Tindak-tanduking Rasulullah saw.
  • Rukun Islam
  • Shalat lan Tata Cara Ngibadah
  • Haji
  • Nanjakake Bandha
  • Ngajak marang Kabecikan
  • Nikah
  • Budi Pakarti
  • Masarakat Islam
  • Atur Panuwun
  • Ngabekti marang Wong Tuwa
  • Pasrawungan
  • Asih marang Wong Cilik
  • Angapura
  • Tata Krama Mangan
  • Sandangan
  • Kamerin
  • Adigung
  • Goroh
  • Mlerete Umat Islam
  • Tumurune Imam Mahdi